Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Juli 2016

Makanan Penakluk Tekanan Darah Tinggi






Menjaga dan membatasi asupan garam merupakan salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi. Namun ini bukanlah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga tekanan darah tetap sehat. Bagaimana sebaiknya pola makan yang dijalani oleh penderita hipertensi atau untuk mencegah kondisi hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang muncul secara diam-diam. Sulit untuk mengetahui seseorang terkena hipertensi tanpa mengukur tekanan darah.
Memang nyatanya garam atau sodium memiliki peran penting, tapi untuk menjaga tekanan darah pada kisaran normal, ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan juga selain hanya mengurangi asupan garam.

Kategori Hipertensi

Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang terkena hipertensi? Perhatikan hasil pengukuran tekanan darah. Angka pertama dari hasil pengukuran adalah tekanan darah sistolik, yang berarti ukuran tekanan dalam arteri ketika jantung Anda berdenyut. Kemudian angka yang berikutnya adalah tekanan diastolik yang mengindikasikan tekanan di antara detak jantung ketika jantung Anda beristirahat. Tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80
Ketika hasil pengukuran tekanan darah melebihi kisaran normal, maka dapat dikategorikan sebagai berikut:
  • Prahipertensi. Tekanan darah yang berkisar antara 120-139 untuk angka sistolik atau 80-89 untuk tekanan diastolik.
  • Hipertensi tahap 1. Jika tekanan sistolik Anda 140-159 atau tekanan diastolik 90-99.
  • Hipertensi tahap 2. Pada saat tekanan sistolik 160 atau lebih tinggi atau tekanan diastolik 100 atau lebih tinggi.

Kenali Makanan Anda

Sebagian orang tidak menyadari apa saja yang mereka makan tiap hari, apalagi kandungannya. Bagi Anda yang ingin menjaga tekanan darah pada kisaran normal, dapat mulai menjalani kebiasaan mencermati asupan makanan dan kandungannya.
Makanan yang tinggi kandungan sodium dapat meningkatkan tekanan darah. Makin sedikit sodium yang Anda konsumsi, maka makin terkendali tekanan darah Anda. Sebaliknya dengan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung potasium, magnesium, dan serat dapat membantu Anda mengendalikan tekanan darah.
Makanan tinggi sodium antara lain makanan kemasan dalam kaleng, makanan diproses, dan makanan siap saji. Jika perlu, buat catatan harian untuk mengukur porsi garam dalam makanan yang Anda konsumsi. Jika Anda mengonsumsi makanan dalam kemasan, baca labelnya. Pilih makanan dengan kandungan sodium harian 5 persen atau kurang, hindari yang mengandung sodium 20 persen atau lebih.
Selain garam, batasi juga kecap asin yang Anda gunakan saat memasak di dapur. Contoh makanan yang bisa mengandung garam yang tinggi adalah roti, saus tomat, saus sambal, camilan kerupuk dan kacang yang telah dibumbui. Batasi juga frekuensi Anda makan di luar karena cara terbaik mengontrol asupan sodium adalah dengan memasak sendiri di rumah.
Anda dapat membuat perubahan secara bertahap, misalnya membatasi asupan sodium sekitar 2.400 miligram atau sekitar satu sendok teh. Ketika tubuh sudah beradaptasi, maka kurangi lagi hingga 1.500 mg atau sekitar 2/3 sendok teh. Jumlah itu termasuk sodium yang dikonsumsi secara keseluruhan dari produk makanan dan apa yang Anda masak atau sajikan di meja makan. Untuk menambah rasa dan aroma makanan, Anda dapat menggunakan bumbu rendah sodium seperti berbagai macam rempah alami lain atau cuka.
Pola Makan Ideal                                                                                                
Tidak ada makanan yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi seketika. Tekanan darah pada kisaran normal tergantung pada pola makan sehat secara keseluruhan.
Pola makan yang direkomendasikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah DASH atau Dietary Approaches to Stop Hypertension. Ada empat prinsip utama pola makan DASH.
  • Tingkatkan asupan nutrisi dari biji-bijian utuh, ikan, unggas, dan kacang-kacangan.
  • Perbanyak juga konsumsi buah, sayur, dan produk susu rendah lemak.
  • Kurangi garam, makanan dan minuman manis, serta daging merah.
  • Kurangi juga makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan lemak trans.
Meski pengaruh kafein masih diperdebatkan, namun ada kemungkinan zat ini dapat meningkatkan tekanan darah. Cek tekanan darah Anda sekitar 30 menit setelah minum kopi atau minuman berkafein lain. Jika tekanan darah Anda naik hingga 10 poin, maka kemungkinan Anda memiliki sensitivitas terhadap kafein.
Mengonsumsi minuman keras dalam jumlah sedikit hingga sedang dapat mengurangi tekanan darah. Namun jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak malah akan menyebabkan masalah tekanan darah tinggi yang bersifat permanen. Selain itu, minuman keras juga berpotensi bertentangan dengan obat antihipertensi sehingga mengurangi keefektifan obat. Mengonsumsi terlalu banyak minuman keras juga dapat meningkatkan berat badan seseorang. Kelebihan berat badan adalah salah satu pemicu utama hipertensi. Batasi minuman keras yang Anda konsumsi.
Satu langkah pemeriksaan lainnya jika Anda memiliki kecenderungan tekanan darah tinggi adalah memonitor secara teratur. Cobalah untuk menggunakan alat pengukur tekanan darah yang dapat dilakukan di rumah secara teratur. Konsultasikan hal tersebut pada sesi kunjungan rutin ke dokter jika Anda melihat ada perubahan pada hasilnya.

Rabu, 13 Juli 2016

Konsentrasi yang baik sangat dibutuhkan dalam beraktivitas. Apa jadinya jika pikiran kurang fokus? Tapi jangan khawatir, minum teh ternyata bisa membantu Anda kembali prima.


dr. Nadia Octavia
dr. Nadia Octavia
Anggota Redaksi Medis
Kedokteran Umum
KlikDokter.com




Kita membutuhkan kualitas fisik yang prima agar dapat memiliki performa yang baik, baik saat sedang belajar maupun bekerja. Tak hanya kualitas fisik saja, konsentrasi pun juga harus baik agar tetap bisa fokus berkegiatan.
Namun, ada kalanya konsentrasi kita menurun dan kita bingung untuk menyiasatinya. Jangan khawatir, Anda bisa coba minum secangkir teh untuk membantu meningkatkan konsentrasi.
Teh berasal dari tumbuhan Camellia sinensis. Yang membedakan jenis-jenis teh (seperti green tea, black tea, oolong tea, dan white tea) adalah cara memanen dan memprosesnya. Teh mengandung asam amino L-theanine yang dapat membuat Anda menjadi lebih rileks dan fokus. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Anhui Agricultural University di Cina yang diterbitkan di Journal of Food Composition and Analysis, peneliti menemukan kandungan L-theanine yang tinggi terdapat pada white tea dan green tea. Hal ini menjadikan keduanya sebagai pilihan terbaik (di antara jenis teh lainnya) untuk meningkatkan konsentrasi.
Di samping itu, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Boston College pada tahun 2008 menyebutkan bahwa para biarawan Buddha yang minum teh menjadi lebih tenang dan fokus saat harus melakukan meditasi yang lama.
Studi lain yang dilakukan oleh Northumbria University di Inggris menyebutkan bahwa efek pemberian L-theanine dapat meningkat jika dikombinasikan dengan kafein. Studi yang dipublikasikan di jurnal Biological Psychology tersebut menyatakan bahwa partisipan penelitian yang diberikan L-theanine dan kafein secara bersamaan menjadi lebih fokus dan tidak mudah lelah dibandingkan dengan mereka yang diberikan plasebo. Kabar baiknya adalah white tea mengandung L-theanine dan kafein yang dapat membantu Anda menjadi lebih fokus.
Anda tentu sudah tahu jika untuk berkonsentrasi, kita perlu tetap tenang. Jika pikiran sedang cemas, maka dapat mengacaukan konsentrasi dan fokus. Ternyata teh merupakan salah satu minuman yang dapat membuat Anda menjadi lebih tenang dan tidak cemas. L-theanine yang terkandung di dalam teh berperan penting untuk pembentukan neurotransmiter GABA yang dapat memengaruhi pengeluaran serotonin dan dopamin.
Yuk, minum secangkir teh hari ini untuk membantu Anda jadi lebih tenang dan fokus!
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com di laman website kami.[]

Musikblog

INSICO ICO